makalah
Peristiwa Sumpah Pemuda Sebagai Upaya Penyatuan Bangsa
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Peristiwa
Sumpah Pemuda Sebagai Upaya Penyatuan Bangsa dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Euis yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Sejarah zaman Pergerakan Nasional. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dansaran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.
Aceh
Besar, tgl 18 Desember 2017
didi irawan ar
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Gejala-gejala
yang dikenal sebagai Kebangkitan Nasional, tidak hanya disebabkan oleh
faktor-faktor dari dalam negeri antara lain adalah pelaksanaan politik etis
yang dijalankan oleh pemerintah Hindia Belanda. Faktor dari luar negeri antara
lain adalah kemenangan bangsa Jepang atas bangsa Rusia dalam perangnya pada
tahun-tahun pertama abad ke-20. Suatu kemenangan yang dianggap sebagai
kemenangan orang Asia (kulit berwarna) terhadap orang Eropa (kulit putih).
Adanya pengaruh
gagasan-gagasan modern, anggota elite nasional baru, menyadari bahwa perjuangan
unuk memajukan bangsa Indonesia harus dilakukan dengan mempergunakan organisasi
modern. Baik pendidikan, perjuangan politik, perjuangan ekonomi, maupun
perjuangan sosial budaya, memerlukan organisasi. Dari pertumbuhan dan
perkembangan organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia seperti Boedi Uetomo,
Sarekat Islam, Indische Partji, Perhimpunan Indonesia, dan lain-lain, tampak
bahwa proses pendewasaan konsep nasionalisme kultural, berkembang menjadi sosio
ekonomis, dan memuncak menjadi nasionalisme politik yang merupakan aspek
multidimensional.
Sebuah fenomena
sejarah yang merupakan momentum sangat penting dalam proses penguatan konsep
wawasan kebangsaan Indonesia terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928. Adanya
kehendak bersama untuk bersatu itu akan mengatasi alasan-alasan seperti
kedaerahan, kesukuan, keturunan, keagamaan, dan sejenisnya dengan tetap
menghormati perbedaan-perbedaan yang ada. Sejak peristiwa tahun 1928 itu, dunia
dikejutkan oleh kemampuan dan kesanggupan bangsa Indonesia untuk bersatu padu
dalam kemajuan.
Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928, merupakan momentum kebangkitan nasionalisme yang luar biasa.
Sesudah pergelaran Sumpah Pemuda maka semangat kenasionalan ini muncul dalam
jiwa pemuda-pemuda bangsa sehingga tercipta kemerdekaan setelah berates-ratus
tahun negara ini dibawah kekuasaan asing. Peran serta kontribusi dari Sumpah pemuda
terhadap bangsa Indonesia merupakan topic yang menarik untuk dikaji lebih
,mendalam.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana sejarah lahir dan
berkembangnya Sumpah Pemuda?
2.
Bagaimana Sumpah Pemuda mempengaruhi
Pergerakan Nasional Indonesia?
3.
Bagaimana Sumpah Pemuda dapat
berpengaruh terhadap integrasi Indonesia?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui sejarah lahir dan
berkembangnya Sumpah Pemuda
2.
Mengetahui Sumpah Pemuda mempengaruhi
Pergerakan Nasional Indonesia
3.
Mengetahui Sumpah Pemuda dapat berpengaruh terhadap
integrasi Indonesia
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Lahir dan Berkembangnya Sumpah
Pemuda
Sejak
kedatangan para penjajah Keadaan bangsa Indonesia sangat sengsara. Para
penjajah melakukan monopoli perdagangan di Indonesia dengan cara kekerasan.
Selain itu, Belanda juga melakukan politik devide et impera sehingga dapat
menaklukkan semua kerajaan di Indonesia dan menjadi terpecah-pecah. Dalam
pemerintahannya, Belanda juga menerapkan sistem tanam paksa.Sehingga rakyat
semakin sengsara dan miskin. Kelihatannya Indonesia sebagai jajahan Belanda
memperoleh kemajuan, akan tetapi rakyat Indonesia tetap miskin sebab gaji para
karyawan Indonesia baik di perusahaan swasta maupun dalam administrasi
pemerintahan tetap rendah sekali. Sehingga rakyat melarat dan penghasilan di
bawah minimum.
Keadaan
yang demikian tidak membuat para tokoh pemuda untuk berdiam saja.Parapemuda
membentuk perkumpulan-perkumpulan (organisasi) untuk menghadapi kekejaman
pemerintah Belanda. Pada permulaan abad ke 20, telah terdapat tanda-tanda akan
bangkitnya kembali rakyat Indonesia. Kebangkitan tersebut bermula dengan adanya
sosok Kartini yang ingin memperbaiki
keadaan bangsa Indonesia. Bangkitnya bangsa Indonesia tidak terlepas dari cita-cita
Kartini.Buku Kartini yang berisikan surat-surat yang berjudul Habis Gelap
Terbitlah Terang telah membawa pengaruh bagi para pemuda dan pemimpin-pemimpin
Indonesia serta bagi kaum terpelajar Belanda.
Dengan
mulainya abad ke-20, mulai pulalah suatu masa baru bagi rakyat Indonesia. Dalam
masa baru itu pemimpin-pemimpin rakyat
memperjuangkan nasib bangsanya yang selama berabad-abad telah dilakukan oleh
nenek moyang kita, dengan melakukan perlawanan bersenjata. Kini perjuangan
merupakan suatu perjuangan politik dengan mempergunakan cara-cara dan
sarana-sarana modern.
Pada
tahun 1906 Dr. Wahidin Sudirohusodo mulai memajukan propaganda dalam memajukan
bangsa Jawa melalui perluasan pengajaran. Berkat dorongan Dr. Wahidin
Sudirohusodo, pada tanggal 20 Mei 1908, untuk pertama kali didirikan
perkumpulan dengan sebutan Budi Utomo oleh Dokter Sutomo dan
kawan-kawan.Sehingga mulailah zaman baru di Indonesia yaitu zaman pergerakan
Indonesia.Selain itu dididrikan pula organisasi Sarekat Dangang Indonesia oleh
Haji Samanhudi.Lantas selanjutnya diubah namanya menjadi Sarekat Islam.SI
mempunyai banyak pengikut.Berdirinya Budi Utomo kemudian diikuti oleh
perkumpulan-perkumpulan lain di daerah-daerah seperti Pasundan, Sarekat
Sumatra, perkumpulan Ambon, perkumpulan Minahasa, dan sebagainya.Hali ini
dikarenkanan adanya sifat yang masih kedaerahan bangsa Indonesia.Selain itu,
golongan agama punmulai bergerak dengan berdirinya organisasi Muhammadiyah yang
didiirikan oleh K.H Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912.Oprganisasi ini
tidak bergerak di bidang politik, melainkan di bidang sosial, pendidikan, dan
agama.Tidak kalah dengan kaum pria, wanita pun mendirikaan perkumpulan wanita
yang bernama Putri Mardika, Kautamaan Istri, Parwiyatan wanita, Wanito Hadi,
dan sebagainya.
Tujuh
tahun setelah didirikannya Budi Utomo, pemuda Indonesia mulai bangkit meskipun
masih dalam suasana kesukuan/ kedaerahan. Pada tanggal 7 Maret 1915 Satiman
bersama Kadarman dan Sunardi mendirikan perkumpulan pelajar bernama Tri Koro
Dharmo yang artinya tiga tujuan mulia (sakti, budi, bakti). Kemudian Tri Koro
Dharmo dirubah namanya menjadi Jong Java pada kongres di Solo tahun 1918 karena
untuk mencita-citakan persatuan Jawa Raya (Sunda, Jawa, Madura, dan Bali).
Selain Jong Java telah terbentuk pula perkumpulan pelajar bernama Sumatranen
Bond yang mempunyai cabang di Padang dan Bukittinggi. Kemudian disusul dengan
berdirinya perkumpulan pemuda kedaerahan seperti Jong Batak, Jong Minahasa, Jong
Celebes, Jong Ambon, Sekar Rukun, dan Pemuda Kaum Betawi. Selain itu berdiri
pula Jong Islamieten Bond (JIB) yang didirikan oleh bekas ketua Jong Java yaitu
Sam. JIB turut memegang peranan dalam Sumpah Pemuda. Pada tahun 1908 para
mahasiswa yang belajar di Belanda juga mendirikan organisasi yang disebut
Perhimpunan Indonesia.
Pada
tanggal 30 April- 2 Mei 1926, terjadi Kongres Pemuda I. Dalam kongres ini
terdiri dari perkumpulan-perkumpulan pemuda yang kemudian bersatu dan melakukan
kongres I di Jakarta.Kongres tersebut dipimpin oleh M. Tabrani dengan tujuan
kongres memajukan paham persatuan bangsa dan mengeratkan hubungan antara semua
perkumpulan pemuda kebangsaan. Sesudah kongres selesai, mahasiswa-mahasiswa
Indonesia di Jakarta mendirikan
perkumpulan mahasiswa yang bernama Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia
(PPPI). Tujuan dibentuknya PPPI ini yaitu untuk persatuan bangsa Indonesia
terutama dikalangan pemuda. Tokoh PPPI antara lain Sigit, Sugondo, Suwiryo, S.
Reksodiputro, Muh. Yamin, Amir Syarifudin, dan sebagainya.
Perkembangan
nasionalisme Indonesia terjadi secara simultan, bukan saja menjangkau
partai-partai politik tetapi juga organisasi-organisasi pemuda. Bersamaan
dengan pembentukan PNI dan PPPKI, organisasi pemuda berada dalam proses
politisasi yang makin meningkat. Para pelajar dan mahasiswa dari organisasi
mulai bergabung dalam suatu wadah yang bernama Perhimpunan Pelajar-Pelajar
Indonesia (PPPI).Para pemuda telah sepakat bahwa waktu pencetusan Sumpah Pemuda
telah matang.Sumpah pemuda bukan hanya hasil perjuangan pemuda saja tetapi
merupakan hasil perjuangan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Sumpah
pemuda merupakan titik kulminasi perjuangan nasional karena syarat mutlak
berhasilnya perjuangan bangsa dan bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia
sebagai bangsa besar.Sumpah pemuda dicetuskan oleh para pemuda merupakan suatu
kehormatan besar bagi pemuda dimanapemuda adalah eksponen perjuangan nasional
dan perjuangan pemuda merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjuangan
bangsa secara keseluruhan.
Pada
Kongres Pemuda II tanggal 26-28 Oktober 1928 dihadiri oleh sembilan organisasi
pemuda dan sejumlah tokoh politik.Kongres tersebut merupakan puncak integrasi
ideologi nasional dan merupakan peristiwa nasional.Kongres tersebut membawa
semangat nasionalisme ke tingkat yang lebih tinggi karena utusan yang datang
mengucapkan sumpah setia “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa Indonesia.”Di
dalam penutupan kongres tersebut dikumandangkan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R
Supratman.Simbol kebangsaan lainnya yaitu bendera Merah Putih dikibarkan untuk
mengiringi lagu kebangsaan tersebut sehingga tercipta kesan yang mendalam bagi
para pemuda yang hadir dalam kongres tersebut.Selain itu, sumpah pemuda
merupakan produk kaum intelegensi yang menjadi aktor intelektual “drama
nasionalisme” Indonesia.Sumpah Pemuda mencakup tiga pengertian yang merupakan
kesatuan yaitu pengertian wilayah, bangsa yang merupakan massa dan bahasa
sebagai alat komunikasi yang homogin. Nilai dasar yang terkandung dalam sumpah
pemuda yang mencakup kebebasan, kemandirian, dan kebersamaan.
Dua
tahun setelah sumpah pemuda, gerakan pemuda menginjak fase perjuangan baru
dalam kenyataannya yaitu fase perjuangan yang dijiwai oleh cita-cita sumpah
pemuda yaitu cita-cita persatuan berdasarkan kebangsaan Indonesia.Pada tahun
1931, Indonesia Muda mengadakan kongres di Yogyakarta.Dalam kongres tersebut
membahas mengenai perselisihan antara kaum tua yaitu Sartono yang mendirikan
Partindo setelah PNI dibubarkan dan bekas anggota lainnya mendirikan Pendidikan
Nasional Indonesia dibawah pimpinan Moh.Hatta.
B.
Sumpah
pemuda dan Pengaruhnya Bagi Pergerakan Nasional Lainnya
Kelahiran
organisasi pergerakan kebangsaan pertama, walaupun dalam masa selanjut-nya di
ambil alih oleh golongan tua, telah mengilhami munculnya gerakan-gerakan pemuda
lainnya di Indonesia untuk masa selanjutnya. Gerakan pemuda itu berkembang
sedemikian rupa hingga mengarah pada suatu kesepakatan nasional dalam bentuk
sumpah bersama untuk nusa dan bangsa, tanah air dan bahasanya yang sama yaitu
Indonesia.
Selanjutnya
Sumpah Pemuda 1928, di adakan lagi kongres pemuda di Yogyakarta pada tanggal
24-28 Desember 1928.Sesungguhnya sewaktu Sumpah Pemuda disetujui pada tanggal
28 Oktober tahun 1928, organisasi-organisasi pemuda pendukung belum menyetujui
di adakannya fusi antara organisasi pemuda tersebut seperti yang diusulkan PPPI
karena mencapai kesatuan fikiran.
Yang
ditunggu-tunggu oleh masyarakat pada waktu itu sudah barang tentu keputusan
Jong Java yang bulan Desember 1928 itu(
Sesudah Kongres Pemuda II) akan mengadakan kongresnya yang akan memberi
keputusan tentang fusi. Organisasi-organisasi lain menunggu dengan
berdebar-debar keputusan kongres Jong Java pada waktu itu merupakan perkumpulan
pemuda yang tertua dan yang terbesar dan memiliki organisasi yang rapi. Fusi
perkumpulan-perkumpulan pemuda lainnya tanpa Jong Java akan kurang berarti.
Seperti di atas
dikemukakan ide persatuan di kalangan Jong Java yang dahulu bernama Tri Koro
Dharmo dalam arti persatuan antara pemuda-pemuda dari seluruh kepulauan telah
lama ada bahkan sudah sejak didirikannya di tahun 1915. Ide persatuan ini lebih
nyata dengan adanya putusan kongres Jong Java yang ke IV tahun 1921 di Bandung
yang merubah pasal 3 anggaran dasar Jong Java demikian rupa sehingga keinginan
bersatu dicantumkan dalamanggaran dasar. Setelah dirubah sesuai putusan kongres
tersebut, pasal 3 berbunyi:
“Jong Java
bertujuan memepersiapkan anggota-anggotanya untuk membantu pembentukan Jawa
raya dan untuk memupuk kesadaran bersatu Rakyat Indonesia sehubungan dengan
maksud untuk mencapai Indonesia merdeka.”
Jong Java
kemudian juga melihat didirikannya PPPI sebagai himpunan mahasiswa-mahasiswi
Indonesia yang tidak lagi mengenal kesukuan atau kedaerahan. Proses dalam Jong
java sendiri ditambah dengan pertumbuhan yang nyata dari ide persatuan nasional
Indonesia telah mematangkan jiwa anggota-anggota Jong Java dari jiwa kesukuan
menjadi jiwa nasional Indonesia.
Kongres
menghasilkan suatu keputusan yang penting, yakni akan di adakannya fusi atau
gabungan diantara organisasi-organisasi pemuda yang ada. Keputusan itu
disetujui oleh Jong Java Jong Sumatra, dan Jong Celebes,. Untuk merealisasikan
keputusan tersebut dibentuklah komisi yang kemudian di kenal dengan nama komisi
besar Indonesia Muda.
Pada tanggal 23
april 1929 atas undangan pedoman Besar Jong Java wakil-wakil pemuda Indonesia,
Pemuda Sumatra dan Jong Java mengadakan rapat yang pertama di gedung IC Kramat
106 Jakarta. Keputusan ialah bahwa mereka menginginkan segera didirikannya
perkumpulan baru yang sejalan dengan kemauan persatuan Indonesia dan
berdasarkan kebangsaan Indonesia dan juga segera membentuk komisi persiapan
yaitu yang dinamakan Komisi Besar Indonesia Muda (KBIM).
Dalam kongresnya
di Semarang dari tanggal 23-29 Desember 1929 Jong java membubarkan diri untuk
meleburkan diri ke dalam perkumpulan Indonesia Muda. Keputusan berbunyi sebagai
berikut:
Kerapatan Besar
mengambil keputusandengan memperhatikan Statuten perkumpulan Jong Java dahulu
bernama Tri Koro Dharmo, ialah:Pertama : Sedjak dari saat ini perkoempoelan
Jong Java daholoe bernama Tri Koro Dharmo, tidak berdiri lagi.Kedoea : Sedjak dari saat ini segala tjabang
perkoempoelan Jong Java, dahoeloe bernama tri Koro Dharmo, berdiri di bawah
“pemandangan” Komisi Besar perkoempoelan Indonesia Moeda dan wadjib bersatoe
didalam perkoempoelan ini.
Akhirnya pada
tanggal 31 Desember 1930 dalam konfrensi di Solo di tetapkan berdirinya
organisasi Indonesia Muda. Pada saat berdirinya organisasi itu telah memiliki
25 cabang dengan 2400 anggota.
Indonesia Muda
telah berdiri, Indonesia Muda berdiri sebagai kenyataan cita-cita Sumpah
Pemuda. Dan sesungguhnya, Indonesia Muda adalah penerus roh “Sumpah Pemuda”.
Sejak 1 Januari
1931 Indonesia Muda mulai bergerak dengan semangat kebangsaan yang menyala-nyala.
Dimana-mana di seluruh Indonesia pendirian Indonesia Muda diterima dengan
gembira.Tujuan Indonesia Muda seperti di tetapkan dalam konsep adalah:
Memperkuat rasa persatuan di kalangan pelajar-pelajar, membangunkan dan
mempertahankan keinsyafan, di antaranya bahwa mereka adalah anak bangsa yang
bertanah air satu agar tercapailah Indonesia Raya.Untuk mencapai tujuan ini
Indonesia Muda berusaha memajukan rasa saling menghargai dan memelihara
persatuan di semua anak Indonesia, bekerja sama dengan lain-lain perkumpulan
pemuda, mengadakan kursus-kursus untuk mempelajari bahasa persatuan dan
memberantas buta huruf, memajukan olahraga dan sebagainya.
Mengenai
organisasi-organisasi kepanduan yang semula merupakan bagian dari pada
organisasi-organisasi pemuda-pemuda yang telah dilebur itu (JJP, INPO,PPS)
perlu ditentukan bahwa organisasi –organisasi tersebut dilebur menjadi satu
organisasi kepanduan yang besar dengan nama kepanduan Bangsa Indonesia (KBI)
yang berhaluan kebangsaan seperti Indonesia Muda dan berkain leher merah-putih
sebagai tanda di milikinya jiwa nasional.
C.
Sumpah
Pemuda dan Pengaruhnya bagi Integrasi Indonesia
Integrasi
berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan.integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara
unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga
menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Definisi lain
mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik
beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat,
namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi
memiliki 2 pengertian, yaitu :
-
Pengendalian terhadap konflik dan
penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
-
Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan
unsur-unsur tertentu
Sedangkan
yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau
dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun
menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang
terjadi secara sosial budaya.
Wawasan
kebangsaan Indonesia mengalami pertumbuhan dan perkembangan pada masa lalu
seirama dengan dinamika pertumbuhan dan perkembangan pergerakan kebangsaan
Indonesia. Oleh karena itu, sifat dan corak perkembangannya tampil sesuai
dengan sifat dan corak organisasi pergerakan yang mewakilinya. Dari pertumbuhan
dan perkembangan organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia seperti Boedi
Uetomo, Sarekat Islam, Indische Partji, Perhimpunan Indonesia, dan lain-lain,
tampak bahwa proses pendewasaan konsep nasionalisme kultural, berkembang
menjadi sosio ekonomis, dan memuncak menjadi nasionalisme politik yang merupakan
aspek multidimensional.
Sebuah
fenomena sejarah yang merupakan momentum sangat penting dalam proses penguatan
konsep wawasan kebangsaan Indonesia terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928. Dalam
itulah modal yang sangat berharga bagi terbentuknya sebuah “Nation-State” telah
disepakati. Adanya kehendak bersama untuk bersatu itu akan mengatasi
alasan-alasan seperti kedaerahan, kesukuan, keturunan, keagamaan, dan
sejenisnya dengan tetap menghormati perbedaan-perbedaan yang ada. Sejak
peristiwa tahun 1928 itu, dunia dikejutkan oleh kemampuan dan kesanggupan
bangsa Indonesia untuk bersatu padu dalam kemajuan.
Mengenai
integrasi Indonesia, akhir-akhir ini muncul isu-isu disintegrasi
Indonesia.mulaidari ketegangan di Irian Jaya, kerusuhan di Ambon dan Madura baru-baru
ini, serta gerakan-gerakan sparatis daerah seperti di Aceh dan masih banyak
yang lainnya. Isu-isu perpecahan Indonesia semakin merebak dengan adanya
masalah pengakuan budaya kita oleh negara lain. Kita ingat permasalahan pulau
Sipadan dan Ligitan yang diatasnamakan milik Malaysia, tak hanya itu saja
pengakuan atas tari Reog Ponorogo juga diperebutkan.Bahkan pada tahun-tahun
sebelumnya bibit perpecahan itu sudah Nampak.Mulai dari permasalahan PKI
Madiun, Gerakan DI/TII pimpinan Kartosuwiryo (1948-1962) merupakan wujud
ketidakmampuan kita dalam mempertahankan bagian dari bangsa ini dalam konteks
nasionalisme.
Sumpah
pemuda berisikan jiwa persatuan yang berlatar belakang Bhineka Tunggal Ika yang
berarti bahwa bangsa Indonesia itu sendiri terdiri dari macam-macam suku bangsa
sebagai realitas kebudayaan dan realitas politik yang bersama-sama hidup
sebagai satu dengan penuh toleransi.Dengan demikian persatuan dapat tercapai
dan dipertahankan kalau ke-bhinekaan diperhitungkan sebagai realitas yang
memilki elemen mutlak yaitu toleransi. Tanpa memiliki toleransi maka persatuan
Indonesia akan selalu goncang.
Pada
tahun 1948 terjadi pemberontakan Partai Komunis Indonesia yang menggoncangkan
persatuan pada waktu itu. Jika ditinjau dari sebab-musabab pemberontakan
tersebut serta meninjau ideology PKI ini dapat disimpulkan bahwa PKI tidak
memiliki toleransi (dalam hal toleransi ideology) terhadap ideology-ideologi
lain. Pemberontakan PKI 1948 tyersebut menyalahi Sumpah pemuda.Toleransi
merupakan unsur mutlak dalam sumpah pemuda.Gerakan Darul Islam pimpinan
Kartosuwiryo pun bekisar pada soal toleransi beragama yang jika dilihat dari
sudut sumpah pemuda tidak tercermin dari gerakan Kartosuwiryo ini.
Gerakan-gerakan
kedaerahan yang pernah terjadi di waktu-waktu yang lalu menjadi bahan renunagan
kita semua untuk meresapi lagi jiwa sumpah pemuda.Sesuai Sumpah Pemuda
gerak-gerik kita harus selalu dikaitkan pada arti persatuan yang memiliki
latarbelakang berupa realitas-realitas kedaerahan yang juga merupakan kekuatan.
Pada hakekatnya Sumpah Pemuda adalah Nasionalisme Indonesia, Patriotisme
Indonesia, yang seiring dengan makna lagu Indonesia Raya, bendera Sang Saka
Merah Putih, kemudian falsafah Pancasila dan Mukadimah Undang-Undang Dasar
1945.[17]Lebih-lebih karena Sumpah Pemuda sangat menentukan artinya bagi
pergerakan kemerdekaan nasional kita yang memuncak pada Proklamasi Kemerdekaan
dari 17 Agustus 1945.
Melihat
segala bentuk permasalahan ketahanan negara kita pada mulanya bermuara dalam
konteks nasionalisme.Dalam kemelut perpecahan antar daerah yang semakin lama
semakin menjadi-jadi di negeri ini, pemerintah sendiri juga selalu berusaha
agar sekelompok golongan yang bersengketa mengadakan persatuan. Persatuan dan
kesatuan suatu negara tidak hanya mampu di kendalikan oleh birokrasi
pemerintahan dan pertahanan negaranya saja, akan tetapi pemuda-pemuda bangsalah
yang harus menetapkan dasar kuat bagi persatuan Indonesia agar persatuan itu
menjadi kekal abadi.
Menurut
M. Yamin, pendidikan disebut sebagai faktor utama persatuan. Tentunya
pendidikan yang diperkaya dengan nilai bertanah air dan berbangsa
Indonesia.sedangkan untuk faktor kemauan bagi kepentingan persatuan Yamin
menganut teori dari Ernest Renan (1823-1892) ahli filsafat bangsa Perancis,
bahwa bangsa (nation) itu timbul karena sejarah yang dialami bersama-sama dan
juga karena kemauan akan hidup bersama. Namun demikian, sepantasnya harus
dihargai bahwa dalam proses penyatuan dari berbagai sifat kedaerahan menjadi
sifat nasional merupakan suatu proses integrasi yang nilainya sangat dalam.
BAB
III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Pada hakekatnya
Sumpah Pemuda adalah Nasionalisme Indonesia, Patriotisme Indonesia, yang
seiring dengan makna lagu Indonesia Raya, bendera Sang Saka Merah Putih,
kemudian falsafah Pancasila dan Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945.Melihat
segala bentuk permasalahan ketahanan negara kita pada mulanya bermuara dalam
konteks nasionalisme.Dalam kemelut perpecahan antar daerah yang semakin lama
semakin menjadi-jadi di negeri ini, pemerintah sendiri juga selalu berusaha
agar sekelompok golongan yang bersengketa mengadakan persatuan.
Persatuan dan
kesatuan suatu negara tidak hanya mampu di kendalikan oleh birokrasi
pemerintahan dan pertahanan negaranya saja, akan tetapi pemuda-pemuda bangsalah
yang harus menetapkan dasar kuat bagi persatuan Indonesia agar persatuan itu
menjadi kekal abadi.Namun demikian, sepantasnya harus dihargai bahwa dalam
proses penyatuan dari berbagai sifat kedaerahan menjadi sifat nasional
merupakan suatu proses integrasi yang nilainya sangat dalam.
DAFTAR
PUSTAKA
Nugroho Notosantoso. 1991.Sejarah Nasioanal
Indonesia.Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sagimun. 1948.Soempah PoemoedaJakarta : Balai
Pustaka.
Sudiyo. 2002.Pergerakan Nasional Mencapai dan
Mempertahankan kemerdekaan.Jakarta : Inti Idayu Pers.
Suhartono, 1994, Sejarah Pergerakan Nasional; dari
Budi Utomo samapai Proklamasi 1908-1945, Yogyakarta; Pustaka Pelajar.
Yayasan Gedung-Gedung Bersejarah Jakarta, 1974, 45
Tahun Sumpah Pemuda, Jakarta; PT; Gunung Agung.
http://id.wikipedia.org/wiki/Integrasi_sosial
diunduh pada tanggal 25 septembaer 2012, pukul 07.28 WIB.
Pidato M. Yamin dalam acara Kongres Pemuda II
tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta.Melalui 45 Tahun Sumpah Pemuda.1974.
Yayasan Gedung-Gedung Bersejarah Jakarta.
By van emily Rabu, Januari 14, 2015No
comments
Tidak ada komentar:
Posting Komentar